Sifat agronomik suatu tanaman merupakan penampakan sifat sebagai parameter untuk mengetahui dan mengidentifikasi sifat tanaman yang memberikan manfaat untuk membedakan dengan tanaman yang lain. Karakter agronomik merupakan manifestasi dari interaksi genotip dengan kondisi lingkungan. Karakter agronomik tanaman dapat digunakan untuk analisis pertumbuhan tanaman padi, seperti tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, umur berbunga, umur panen, dan bobot 1000 biji, akan dapat mengidentifikasi faktor pertumbuhan utama yang mengendalikan hasil tanaman.
Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan, dan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Hal ini karena tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang mudah dilihat (Sitompul dan Guritno, 1995). Tinggi tanaman merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi hasil karena berkaitan erat dengan fotosintesis dan ketahanan rebah (Siregar, 1985).
Tanaman padi memiliki pola anakan berganda. Batang utama akan tumbuh anakan primer yang selanjutnya menghasilkan anakan sekunder dan anakan tersier. Banyaknya anakan yang keluar pada setiap jenis padi tidak sama. Jumlah anakan ditentukan oleh dua faktor keturunan dan faktor luar. Faktor luar mempengaruhi pembentukan anakan, antara lain: keadaan pengairan, jarak tanam, dan jumlah bibit per rumpun (Manurung dan Ismunadji, 1988).
Gabah atau butir padi sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan pallea. Bentuk gabah diantaranya adalah bulat, ramping, dan gemuk. Jumlah biji bernas pada tanaman padi sangat menentukan hasil padi. Jumlah gabah permalai ditentukan pada fase reproduksi dan berat gabah ditentukan pada fase pematangan (Soemedi, 1988).
Umur berbunga dan umur panen, menentukan waktu budidaya. Varietas yang berumur panjang tidak selalu disertai oleh tingginya hasil gabah. Balai Penelitian Tanaman Padi membagi 5 klasifikasi umur padi yaitu: umur dibawah 90 hari disebut ultra genjah, umur 90-104 hari disebut sangat genjah, umur 105-124 hari termasuk kelas genjah, umur 125-150 hari termasuk kelas sedang, padi yang berumur di atas 150 hari termasuk kelas dalam.
Bobot 1000 biji merupakan karakter penting dalam pengadaan suatu varietas unggul baru karena menentukan jumlah produksi. Tinggi bobot 1000 biji dipengaruhi lingkungan pada saat fase pematangan biji. Produksi adalah jumlah berat hasil yang dikumpulkan dari tempat pemeliharaan yang diusahakan dengan skala kecil maupun skala besar. Produksi padi yang tinggi merupakan salah satu sifat yang diinginkan oleh petani. Menurut Taslin et. al. (1989), produksi padi dapat diketahui melalui karakter bobot 1000 biji, persentase gabah isi, jumlah gabah per malai, dan bobot gabah per petak efektif kg/m2.